Welcome to My Blog

Universitas Konservasi

Universitas Negeri Semarang, Sehat Unggul Sejahtera.

BK FIP UNNES 2013

BK 2013! Solid...

Unique

Unique is specialness in difference

Fungsionaris Hima BK

Hima BK! Siap BERAKSI!

Cleofa

Media:
Coreldraw X4

Koko Lingling

Media:
Coreldraw X4

Komponen dan Karakter TIK

1  Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
   Teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti  pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik. Menurut David L. GOETCH:  people tools, resources, to solve  problems or to extend their capabilities. Sehingga teknologi dapat dipahami sebagai "upaya" untuk mendapatkan suatu "produk" yang  dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan peralatan (tools), proses dan sumberdaya (resources). Beberapa definisi di atas dapat terdapat tiga kata kunci yang terkandung dalam teknologi yaitu, keterampilan (skill), logika berfikir  (algorithma) dan perangkat keras (hardware) dimana teknologi terkait dengan ide atau pikiran manusia yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknologi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia. Sehingga teknologi harus mampu meningkatkan performa kemampuan manusia.
    Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Bedanya data dan informasi adalah, jika data merupakan sesuatu yang dapat dicatat dari suatu keadaan atau peristiwa. Data dapat berupa angka-angka maupun huruf yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram. Apapun bentuk data input akan diolah oleh komputer dalam bentuk bilangan biner. Contohnya, data nilai komputer siswa dan lain sebagainya, sedangkan informasi adalah hasil dari kegiatan penyusunan dan pengelompokan data sehingga lebih berarti dan  lebih bermakna. Informasi yang dihasilkan komputer dapat berupa angka, teks, grafik, suara, dan sebagainya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan secara non verbal menggunakan gerak-gerik badan atau menunjukkan sikap tertentu.
     Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Australian National Training Authority (ANTA) mendefinisikan teknologi informasi sebagai pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses, menyajikan, mengelola data, dan informasi. Definisi ini mencakup pembuatan hardware dan komponen komputer, pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer, bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi serta pembuatan komponen dan jasanya.
      Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan  yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media. Dari ke-3 definisi masing-masing kata dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan  lebih lama penyimpanannya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampainnya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah pisah atau parsial.

2  Komponen Teknologi Informasi dan Komunikasi
     Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya,  membutuhkan alat yang spesifik. Begitu juga dengan kata komunikasi. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat komunikasi yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah selama alat komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan peralatan-peralatan di bawah ini
a.    Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya.
b.    Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari komputer atau media informasi lain seperti DVD Player. Alat ini memiliki keunggulan karena mampu menayangkan informasi berformat video. Proyektor LCD sering digunakan sebagai alat presentasi atau media pembelajaran di kelas.
c.    OHP  (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik transparansi. Tidak seperti proyektor LCD, OHP hanya dapat menayangkan gambar diam. Alat ini muncul lebih dulu sebelum proyektor LCD ditemukan.
d.   Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun pemancar berupa gelombang elektromagnet yang membawa informasi suara. Gelombang ini melintas dan merambat melalui udara, bahkan merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara.
e.    Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan suara. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak).
f.     Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global yang memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi. Hubungan antar komputer ini menggunakan apa yang disebut protokol Internet (Internet Protocol).
g.    GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di permukaan bumi. Umumnya, GPS ditempatkan di mobil atau kendaraan lainnya.
h.    Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis dengan dokumen asli. Secara sederhana, cara kerja faximile mirip dengan mesin fotokopi atau scanner, hanya saja outputnya keluar di tempat yang jarak jauh.
i.      Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di ruang angkasa untuk keperluan telekomunikasi. Selain untuk siaran televisi, satelit juga digunakan untuk keperluan militer dan navigasi.
j.      Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara melalui sinyal listrik. Alat yang ditemukan oleh Alexander Graham Bell ini menggunakan kabel sebagai media penghantar.
k.    Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler menggunakan gelombang elektromagnet sebagai media penghantar. Kelebihan telepon seluler dibanding telepon biasa adalah sifatnya yang mudah dibawa. Di Indonesia, ada 2  jenis jaringan telepon seluler, yaitu jaringan GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan jaringan CDMA (Code Division Multiple Access). Banyak fitur lain yang dimiliki telepon seluler, di antaranya SMS (Short Message Services), MMS (Multimedia Messaging Services), WAP (Wireless Application Protocol), GPRS (General Packet Radio Services), video call, radio FM, dan televisi.
l.      Modem, yaitu perangkat keras yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat melalui telepon, dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk mengakses Internet.
     Di antara peralatan teknologi informasi dan komunikasi, komputer merupakan yang terpenting sehingga akan kita bahas sedikit. Kata komputer berasal dari bahasa latin computare yang berarti menghitung. Kata itu kemudian menjadi bahasa Inggris to compute yang artinya sama. Menilik asal katanya, maka fungsi dasar komputer adalah sebagai alat hitung. Dewasa ini, fungsi komputer telah jauh berkembang melebihi fungsi asalnya. Komputer tidak hanya menjadi alat hitung, tetapi sudah menjadi bagian dari alat komunikasi modern. Komponen komputer terdiri dari hardware, software, dan brainware.
     Hardware (perangkat keras) merupakan alat-alat yang secara fisik dapat dilihat dengan kasat mata dan dapat disentuh oleh tangan manusia. Fungsi utama hardware adalah menjalankan sekumpulan perintah atau instruksi yang diberikan, dan mengeluarkannya dalam bentuk informasi. Perintah-perintah tersebut terdapat pada perangkat lunak (software). Jadi, hardware fungsinya adalah menjalankan software. Secara umum, hardware terdiri dari
a.         Perangkat Masukan
·      Keyboard (alat yang berfungsi untuk memasukkan data/instruksi berupa kode-kode ke komputer melalui penekanan tombol-tombol (tuts)).
·      Mouse (berfungsi untuk mengatur posisi kursor pada layar monitor, menggeser gambar (image), memilih dan menjalankan menu atau ikon).
·      Joystick (lat masukan yang berfungsi membaca data dengan media mekanis. Joystick digunakan sebagai alat bantu dalam program permainan komputer).
·      Scanner (alat yang berfungsi untuk memasukkan gambar (image) atau teks pada selembar kertas ke dalam komputer, dan akan ditampilkan pada layar komputer).
·      Lightpen (berfungsi untuk memasukkan data berupa teks atau gambar secara langsung pada layar monitor, dan akan disimpan pada sebuah komputer)
·      Kamera digital (digunakan untuk mengambil sebuah objek).
b.        Perangkat Pemrosesan
·      CPU (Central Processing Unit) merupakan otak dari komputer, diantaranya ALU (Arithmetic and Logic Unit: bagian perangkat keras yang memiliki fungsi menjalankan perhitungan aritmetika, perbandingan, logika);  CU (Control Unit: perangkat keras yang memiliki fungsi mengawasi kinerja input dan output, mengatur dan menjalankan perintah-perintah dalam urutan yang benar dan mengawasi kinerja ALU).
·      Processor atau biasa disebut dengan Microprocessor merupakan otak dan pusat pengendali berbagai komponen lainnya. Processor sering dijadikan ukuran tinggi rendahnya kemampuan dan kecepatan sebuah komputer).
c.         Perangkat Penyimpanan
·      Memori (alat yang berfungsi mengolah data dan instruksi serta tempat penyimpanan data dan sistem aplikasi yang dijalankan. Memori dapat diibaratkan sebagai daya ingat manusia).
·      Floopy disk/disket (media penyimpanan data yang menggunakan keping plastik yang dilapisi oleh bahan magnetik).
·      Harddisk (alat yang berfungsi untuk menyimpan data, program aplikasi, dan sistem komputer lainnya).
·      CD ROM (Compact Disk Read Only Memory adalah media penyimpanan data dengan daya tampung sebesar 700 MB  (megabyte) dengan menggunakan teknologi optik).
·      DVD (Digital Versatile Disk adalah media penyimpanan data yang mempunyai daya tampung yang lebih besar dari CD-ROM).
·      Flashdisk (media penyimpan data yang bersifat removable (mudah untuk dipindahkan) dengan kapasitas penyimpanan yang cukup besar).
d.        Perangkat Keluaran
·       Monitor (alat yang berfungsi menampilkan data atau informasi dalam bentuk teks atau gambar).
·       Printer (alat yang digunakan untuk mencetak informasi yang meliputi teks, gambar, dan data lainnya).
     Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Jenis-jenis software atau perangkat lunak komputer berdasarkan distribusinya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu software berbayar, software gratis atau free software dan shareware.
     Brainware adalah setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem pengolahan data. Brainware juga dapat diartikan sebagai perangkat intelektual yang mengoperasikan dan mengeksplorasi kemampuan dari hardware komputer maupun software komputer. Tanpa adanya brainware ini mustahil hardware dan software yang canggih sekalipun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan tingkat pemanfaatannya, brainware komputer dibagi dalam 4 tingkatan :
a.    System Analyst adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan.
b.    Programmer adalah seseorang yang mempunyai kemampuan menguasai salah satu atau banyak bahasa pemrograman seperti bahasa C, Pascal, Java, dll. Programmer juga bisa dikatakan sebagai pembuat dan petugas yang mempersiapkan program yang dibutuhkan pada sistem komputerisasi yang akan dirancang.
c.    Administrator adalah seseorang yang bertugas mengelola suatu sistem operasi dan program-program yang berjalan pada sebuah sistem komputer atau jaringan komputer.
d.   Operator adalah pengguna biasa yang hanya memanfaatkan sistem komputer yang sudah ada atau istilahnya dia hanya menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu.
3  Karakter Teknologi Informasi dan Komunikasi
     Karaktetiristik dalam sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain:
1.      Mampu menyediakan informasi
2.      User Friendly,  di design dengan tepat untuk mempermudah akses informasi bagi pengguna.
3.      Siklus inovasi yang cepat
4.      Mempunyai waktu respon yang minimal
5.      Teknologinya beragam dan sudah stabil
6.      Desentralisasi / individualisme; penggunaan teknologi ini cenderung mengarahkan masyarakat menjadi individualis, karena kemudahan yang ditawarkan.
7.      Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial.
8.      Tema dalam teknologi informasi dan komunikasi merupakan perpaduan dari berbagai cabang ilmu. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi kehidupan sehari-hari.
Untuk mendownload Powerpoint silahkan KLIK DISINI

Sumber:
Osman, Osdirwan. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk  SMA/MA/SMK Kelas X.         
              Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (Buku Sekolah Elektronik)
Setiadi, Julianto Arif dan Bahrul Ulum. 2008. Buku Pelajaran TIK Teknologi Informasi Komunikasi 
             untuk SMA/MA Kelas X Semester 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan 
             Nasional (Buku Sekolah Elektronik)
Setiyadi, Mas Wigrantoro Roes. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Universitas 
             Prof. Dr. Moestopo (ebook)
http://ilmukomputeryoga.blogspot.com/2012/05/komponen-tik.html,diunduh pada hari Sabtu, 06 September 2014 pukul 13:14 WIB

MPIBK

Untuk mengunduh MPIBK silahkan klik pada nomor berikut ini


Sam Poo Kong Semarang (Landscape)

Media:
Kamera digital Nikon
Zoom in

Sam Poo Kong Semarang

Media:
Kamera digital Nikon
Zoom in

Pendakian Massal bersama KSG SAC @Gunung Merbabu

*Captured by Sabana 1 in Mount. Merbabu, view Mount. Merapi. (26-28 September 2014)

Pengembaraan Bikonspala Angkatan IV

18 Mei 2014
Gunung Sumbing 3371 Mdpl


Bikonspala Zone

Media:
Coreldraw X4

Best Survivor

Media:
Coreldraw X4

Bikonspala angkatan IV Bertabur Bintang 2

Media:
Coreldraw X4

Bikonspala 100% FUN

Media:
Coreldraw X4

Audiensi Jurusan BK

Media:
Coreldraw X6

Pemira BK 2013

Media:
Coreldraw X4

Kemah Bhakti Konseling 2014

Media:
Coreldraw X4

PORSIPPKA BK

Media:
Coreldraw X4

PENELITIAN KUALITATIF


1.1 Konsep Dasar Penelitian Kualitatif.
Istilah penelitian  kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada pengamatann kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif. Dipihak lain “kualitas” menunjukkan pada segi “alamiah” yang dipertentangkan dengan “kuantum” atau “jumlah” tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Ada bebrapa istilah yang digunakan untuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian atau inkuiri naturalistic atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif kedalam, etnomotodologi, fenomenologis, studi kasus, interpretatis, ekologis dan deskriptif.
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa ppenelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilu pengetahuan sosiall yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.Pengkajian definisi inkuiri alamiah telah diadakan terlebih dahulu oleh Willem dan Rausch (1969)  dan menjadi gambaran tentang adanya kekhasan penelitian kualitatif sebagai berikut:
a.       Inkuiri naturalistic selalu adalah suatu taraf,
b.      Taraf sejauh mana tingkatan pengkajian.
c.       Yang dilakukan oleh peneliti yang berkaitan dengan stimulus variabel bebas yang merupakan dimensi yang paling penting.
d.      Dimensi penting lainnya adalah apa yang dilakukan oleh peneliti dalam membetasi rentangan respon dari keluaran subjek
e.       Inkuiri naturalistic tidak mewajibkan peneliti agar terlebih dahulu membentuk teori mengenai lapangan perhatiannya.
f.       Istilah naturalistic merupakan istilah yang memodifikasi penelitian atau metode tetapi tidak memodifikasi gejala-gejala.


1.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif
Dari hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen (1982:27-30) mengajukan lima buah cirri sedangkan Lincoln dan Guba (1985:39-44) mengulas sepuluh siri penelitian kualitatif. Berikut merupakan hasil pengkajaindan sintesis kedua versi tersebut.
a.       Latar Alamiah
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi:
1)      Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat
2)      Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya
3)      Sebagai struktur nilai kontekstual bersifat determinative terhadap apa yang akan dicari.
b.      Manusia sebagai Alat (instrument)
Dalam penel;itian kualitatif peneliti sendiri dengan bantuan orang lain merupakan lat pengumpulan data utama. Hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan mausia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyatan-kenyataan yang ada dilapangan.
c.       Metode kualitatif
Penelitian mengguankan metode kualitatif menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif ini digunakan karenan beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan, kedua, metode ini  menyajiakan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan ketiga metode inilebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
d.      Analisis Data Secara Induktif.
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan yaitu sebagai berikut :
1)      Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang terdapat dalam data
2)      Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, akontabel.
3)      Analisis data demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya.
4)      Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan dan terakhir analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-niali secara eksplisit sebagai dari struktur analitik.
e.         Teori dari dasar ( grounded theory)
Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak ada teori a priori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin akan dihadapi; kedua, penelitian ini mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral; dan ketiga, teori dari dasar lebih responsif terhadap nilai-nilai kontekstual.
Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti pencairan data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum dilakukan penelitian. Analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudin dikelompok-kelompokan. Jadi, penyusunan teori di sini berasal dari bawah ke atas, yaitu dari bagian yang banayak data dikumpulkan dan yang saling berhubungan. Jadi penelitian merencanakan untuk menyusun teori,  arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas jika data sudah dikumpulkan. Jadi penelti dalam hal ini menyusun atau membuat gambaran yang makin jelas sementara data dikumpulkan dan bagian-bagianya diuji.
f.         Deskriptif
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian kan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti menanalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.
g.      Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi ‘’proses’’ daripada ‘’hasil’’. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Peneliti mengamatinya dalam hubungan-hubungan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.
h.        Adanya “Batas” yang Ditentukan oleh “Fokus”
Penelitian kulaitatif menghendaki ditetapkanya batas dalam penelitian-penelitiannya atas dasar fokus yang timbul dari maslah penelitian. Hal tersebut disebabkan beberapa hal. Pertama, batas penentuan kenyataan ganda yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi peneliti dan fokus.
i.          Adanya Kriteria Khusus Untuk Keabsahan Data
Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reabilitas, dan objektivitas dalam kata lain dibandingkan dengan lazim digunakan dalam penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba ( 1985:43) hal itu disebabkan oleh validitas internal cara lama telah gagal karena hal itu menggunakan isomorfisme antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal dimana penelitian dapat dikonvergensikan. Kedua, validitas eksternal gagal karena taat asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya: ketiga, kriteria reabilitas gagal karena mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanakan secara mutlak dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan tas desain yang dapat berubah-ubah. Keempat, kriteria objektivitas gagal karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai.
j.          Desain Yang Bersifat Sementara 
Penelitian kualiatatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.
k.        Hasil Penelitian Dirundingkan Dan Disepakati Bersama
Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkn dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti; kedua, hasil penelitian bergantung pada hakikat dan hubungan antara pencari dan yang dicari; ketiga, konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik verifikasnya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang kaitanya dengan yang diteliti.
1.3     Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif
Banyak pendekatan penelitian mendasarkan diri atas aliran positivisme yang bersumber dari karyabesar Agouste Comte. Aliran ini memberi tekanan pada fakta dan perilaku. Pada dasarnya ada perbedaan  pandangan teoritis dikalangan peneliti kualitatif , namun satu hal yang jelas ialah mereka tidak mengacu pasa positivisme, tetapi lebih mengacu pada perspektif fenomenologis.
1.3.1        Pendekatan Fenomenologis
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadapnya orang-arang biasa dalam situasi tertentu.Sosiologi fenomenologis pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husser dan Alfred Schultz.Pengaruh lainnya berasal dari Weber yang memberi tekanan pada Ferstehen, yaitu pengertian interpretative terhadap pemahaman manusia.Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang sedang diteliti oleh mereka.Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti.Yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektiv dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedimikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagamana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari- hari. Para fenomenolog percaya bahwa mahluk hidup tersedia berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui ineraksi dengan orang lain, dan bahwa penegrtian penalaman kitalah yang membentuk kenyataan.
Ada berbagai cabang penelitian kualitatif, naming semua berpendapat sama tentang tujuan pengertian subjek penelitian, yaitu melihatnya dari segi pandangan mereka. Jika ditelaah secara teliti,frase dari segi pandangan mereka menjadi persoalan. Persoalan pokoknya adalah ari segi pandangan mereka bukanlah merupakan ekspresi dan belum tentu mewakili cara mereka berfikir.dan segi pandangan mereka adalah cara peneliti menggunakannya sebaginpendekatan dalam pekerjaaanya. Jadi dari segi pandangan mereke merupakan konstrak penelitian. Melihat subjek dari segi ide ini hasilnya barang kali akan memaksa subjek tersebut mengalami dunia yang asing baginya.
Sebenernya upaya mengganggu dunia subjek oleh peneliti bagaimana perlu dalam penelitian itu.Jika tidak, peneliti akan membuat taksiran dan harus mempunyai kerangka konsep untuk menafsirkannya. Penelitian kualitatif percaya bahwa mendekati orang dengan tujuan mencoba memahami pandangan mereka dapat mengganggu dapat pengalaman subjek. Bagi peneliti kualitatif terdapat perbedaan dalam1)derajat mengatasi masalah metodologis/ konseptual ini dan 2) cara mereka mengatasinya.Sebagian peneliti mencoba melakukan deskripsi fenomenologis murni.
Peneliti kualitatif cenderung berorientasi fenomenologis, namun sebagian besar diantara tidak radikal, etapi idealism pandangannya. Mereka memberi tekanan pada segi subjektif,api mereka tidak perlu menolak kenyataan adanya ditempat sana, artinya merka tidak perlu mendesak atau bertentangan dengan pandangan oaring yang mampu menolak tindakan itu. Sebagai gambaran diberikan contoh, misalnya guru mungkin percaya bahwa ia dapat berjalan menembus dinding basah, tetapi untuk mencapainya memerlukan pemikiran. Hakikatnya batu itu keras ditembus, naming guru itu tidak perlu merasakan bahwa ia tidak mampu berjalan menembus dinding itu. Penelitian kualitatif menekankan berikir subjektif karena sebagai yang mereka lihat, duania didominasi oleh objek yang kyurang disbanding dengan batu.Manusia kurang lebh sama dengan mesin kecil yang dapat melakukan sesuatu.Kita hidup dalam imajinasi kita. Kita lebih banyak berlatarbelakang simbolik daripada yang konkrit.

1.3.2. Interaksi simbolik
Bersamaan dengan perspektif fenomenologis, pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran manusia. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memilki penger tiannya sendiri, sebaliknya pengertian diberikan oleh mereka.Pengertian yang diberikan orang pada pengalaman dan proses penafsirannya adalah esensial serta menentukan dan bukan bersifat kebetulan atau bersifat kurang penting terhadap pengalaman itu.
            Untuk memahamai perilaku kita harus memahami definisi dan proses pendefinisiannya. Manusia terikat secara aktif dalam menciptakan dunianya sehingga dengan demikian ia mengerti akan pemisahan anatara riwayat hidup dengan masyarakat yang merupakan sesuatu yang esensial.
            Penafsiran bukanlah tindakan bebas dan biakn pula ditentukan oleh kekuatan manusia atau bukan. Orang- orang menafsirkan sesuatu dengan bantuan orang lain eperti oarng- orang masa lalu, penulis, keluarga, pemeran di televise, dan pribadi-pribadi yang ditemuinya dalam latar tempat mereka bekerja atau bermain untuk mereka.Jadi, penafsiran itu menjadi esensial. Interaksi simbolik menjadi paradigm konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motifasi yang tidak disadari, status sosial ekonomi, kewajiban peranan, mekanisme pengawasan masyarakat, atau lingkungan fisik lainnya.
1.3.3.      Kebudayaan
Banyak antropolog menggunakan pendekatan fenomenologi dalam studi mereka tentang pendidikan.Kerangka studi antropologisnya adalah konsep kebudayaan.Usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan dinamakan etnograf.Walaupun diantara mereka kurang sependapat tentang definisi kebudayaan, mereka memandang kebudayaan sebagai kerangka teoritis dalam menjelaskan pekerjaan mereka.
Beberapa definisi membantu memperluas pengertian kita tentang bagaimana hal itu mempertajam penelitian. Beberapa antropolog mendefinisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan perilaku (Spradley, 1980:50 dalam Bagdan dan Biklen:35). Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini, seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa menurut cara sebagai berikut: Sebaiknya etnografi mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan menguraikan apa yang diketahui mereka yang membolehkan mereka berperilaku secara baik sesuai dengan common sense dalam masyarakatnya. Peneliti dalam tradisi ini mengatakan bahwa etnografi berhasil jika mendidik pembaca bagaimana sebainya berperilaku dalam suatu latar kebudayaan, apakah itu diantara keluarga-keluarga masyarakat hitam, di kantor kepala sekolah, atau di kelas taman kanak-kanak.
Definisi lainnya tentang kebudayaan memberi teknan pada semantik dan menganjurkan bahwa ada perbedaan antara mengetahui perilaku dan bahasa khas sekelompok orang dan yang dapat melakukannya sendiri.Menurut perspektif ini, kebudayaan tampaknya agak rumit dan berbeda penekananya. Dalam hal ini, tekanannya pada interaksi antara kebudayaan dan pengertian  yang diberikan orang terhadap peristiwa-peristiwa. Dengan demikian, orientasi fenomenologis disini menjadi jelas.
Etnografi dikenal dengan “uraian tebal” (thick description).Yang ditemui etnograf jika menguji kebudayaan menurut perspektif ini ialah suatu seri penafsiran terhadap kehidupan, pengertian, “akal sehat” yang rumit dan sukar dipisahkan satu dan lainnya.Tujuan etnografi adalah mengalami bersama pengertian pengertian bahwa pemeran serta kebudayaan memperhitungkan dan menggambarkan pengertian baru untuk pembaca dan orang luaran.
Konsep kebudayaan terakhir diambil Rosalie Wa (1971, dalam Bogdan dan Biklen: 36). Wax mendiskusikan tugas etnografi dalam rangka pengertian. Penegertian bukanlah beberapa “empati yang misterius” diantara orang-orang, melainkan merupakan satu kenyataan dari “pengetian yang dialami bersama” (shared meaning). Dengan demikian antropolog mulai dan luar, baik secara harfiah dalam rangka penerimaan sosialnya maupun secara kiasan dalam rangka pengertian. Suatu penelitian enografis tentang kelas taman kanak-kanak menguji bagaimana anak-anak yang memasuki sekolahnya menjadi orang dalam, yaitu bagaimana mereka mempelajari kebudayaan sekolahnya dan mengembangkan respons yang tepat terhadap gurunya dan harapan-harapan kelas.
Dalam kerangka kebudayaan, apapun definisi khususnya, kebudayaan merupakan alat organisatorisatau konseptual untuk menafsirkan data yang berarti dan yang memberi ciri pada etnografi. Prosedur etnografi, apakah sama atau identik dengan pengamatan berperanserta, percaya akan adanya perbedaan kosa kata dan telah berkembang dalam kekhasan akademis yng berbeda. Sekarang ini peneliti pendidikan telah menggunakan istilah etnografi untuk menunjuk pada setiap studi kualitatif dan juga dalam sosiologi. Walaupun orang-orang tidak setuju dengan penggunaan “etnografi” sebagai istilah umum untuk studi kualitatif, pada beberapa kenyataan yang menunjukkan bahwa sosiolog dan antopolog makin saling mendekat dalam hal melakukan penelitian dan orientasi teoritis yang mendasari pekerjaan mereka. Sprandley (1980) sebagai antropolog terkenal menyatakan ciri umum yang sama dengan interaksi simbolik.
1.3.4        Etnometodologi
Etnometologi bukanlah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, melainkan menunjuk pada mata pelajaran yang akan diteliti. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari metodenya untuk mencapai kehidupan sehari-hari.Subyek etnometodologi bukanlah anggota suku-suku terasing, melainkan orang-orang dalam pelbagai macam situasi dalam masyarakat kita.Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup.

Sejumlah orang berpendidikan telah dipengaruhi oleh pendekatan ini.Pekerjaan mereka kadang-kadang sukar dipisahkan dari pekerjaan peneliti kualitatif lainnya; mereka cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan tentang isu yng bersifat mikro, dengan pengungkapan dan kosa kata khusus, dan dengan tindakan yang mendetil dan dengan pengertian. Peneliti demikian menggunakan istilah “pengetian common sense”, “kehidupan sehari-hari”, “penyelesaian sehari-hari”, “dasar melembaga untuk tindakan sosial”, dan “memperhitungkan”. Menurut para etnometodolog, penelitian bukanlah merupakan usaha ilmiah yang unik, melainkan lebih merupakan “penyelesaian prekatis”.Mereka menyarankan agar pengumpulan data dilakukan. Mereka mendorong peneliti untuk bekerja dengan cara kualitatif untuk lebih peka terhadap kebutuhan tertentu menurut mereka atau menangguhkan asumsi mereka tentang commonsense,pandangan mereka sendiri, daripada mempertimbangkannya.