D. Orientasi Bimbingan dan
Konseling
Orientasi yang dalam hal ini adalah
“pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”. Dalam hal ini orientasi
bimbingan dan konseling lwbih mengacu pada titik berat pandangan konselor dalam
menyelenggarakan bimbingan dan konseling. Orientasi bimbingan dan konseling
terbagi menjadi manjadi 3, yaitu:
1. Orientasi Perseorangan,
1. Orientasi Perseorangan,
Orientasi
perseorangan dalam bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik
beratkan pandangan siswa secara
individual. Pemahaman terhadap semua siswa itu penting. Berkenaan dengan isu
individu atau kelompok, konselor memilih individu sebagai titik berat
pandangannya, sedangkan kelompok dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi
individu. Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam
bimbingan dan konseling dapat dicatat sebagai berikut:
· Semua kegiatan yang
diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri
setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
· Pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhan,
motivasi-motivasinya, dan kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya unik,
serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi, dan
potensinya itu kea rah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan yang
sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungan.
·
Setiap klien harus diterima
sebagai individu dan harus ditangani secara individual.
· Adalah menjadi tanggungjawab
konselor untuk memahami minat, kemampuan, dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan
program-program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin.
2. Orientasi Perkembangan
Orientasi
perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya
peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri
individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan
proses perkembangannya. Peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan
kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjadi alur perkembangannya. Orientasi
perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan. Perkembangan
merupakan konsep inti, serta menjada tujuan sebagai layanan bimbingan dan
konseling.Telah ditegaskan bahwa dalam bimbingan dan konseling bertujuan
memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang berkelanjutan.
Secara khusus Thompson & Rudolph (1983) melihat perkembangan individu dari sudut pandang perkembangan kognisi. Anak-anak berkemunakinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam 4 bentuk yaitu:
Secara khusus Thompson & Rudolph (1983) melihat perkembangan individu dari sudut pandang perkembangan kognisi. Anak-anak berkemunakinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam 4 bentuk yaitu:
- Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemingkinan lain di luar apa yang tidak dipahaminya.
- Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek tentang semua hal.
- Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula.
- Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan urutan yang ditetapkan.
Tugas bimbingan dn konseling adalah
menangani hambatan-hambatan perkembangan itu.
3. Orientasi Permasalahan
3. Orientasi Permasalahan
Orientasi permasalahan ini adalah
orientasi yang mewaspadai akan adanya masalah-masalah yang timbul akibat
perbuatan-perbuatan yang tidak memungkinkan. Roos L. Money membagi 330 masalah
yang digolongkan dalam 11 kelompok masalah yaitu :
a. Perkembangan jasmani dan
kesehatan (PJK)
b. Keuangan, keadaan lingkungan dan
pekerjaan (KLP)
c. Kegiatan social dan reaksi (KSR)
d. Hubungan muda-mudi, pacaran dan
perkawinan (HPP)
e. Hubungan social kejiwaan (HSK)
f. Keadaan pribad kejiwaan (KPK)
g. Moral dan agama (MDA)
h. Keadaan rumah tangga dan keluarga
(KRK)
i. Masa depan pendidikan dan
pekerjaan (MPP)
j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas
sekolah (PTS)
k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran
(KPP)
E. Ruang Lingkup Bimbingan dan
Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan
sekolah, rumah tangga (keluarga) maupun masyarakat pada umumnya. Berikut peranan
bimbingan dan konseling pada masing-masing ruang lingkup kerja:
a. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal
yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga
masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan
bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang
khusus.
·
Keterkaitan antara bidang
pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lainnya
Bidang
– bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait hendaknya secara lengkap ada
apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik untuk
memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya.
Berikut bidang-bidang pelayanan di sekolah:
1. Bidang
kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan
pelaksanaan pengajaran.
2. Bidang
administrasi atau kepemimpinan meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan
tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan
serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah.
3. Bidang
kesiswaan meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada pelayanan
kesiswaan secara individual.
·
Tanggung jawab konselor sekolah
Konselor sekolah merupakan tenaga
utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dalam menjalankan tugasnya, konselor sekolah memiliki dan mewujudkan tanggung
jawabnya kepada siswa, orangtua, sejawat, masyarakat, diri sendiri, dan profesi.
b. Pelayanan
bimbingan dan konseling di luar sekolah
Di luar sekolah, pelayanan
bimbingan dan konseling diselenggarakan di dalam keluarga dan di
lembaga-lembaga serta bidang-bidang lain dalam masyarakat luas. Dalam kaitan
itu, konselor berada dimana-mana, bekerja di berbagai lembaga dalam berbagai
bidang kehidupan, bekerja sama dengan berbagai pihak dan menawarkan jasa
bimbingan dan konseling secara luas dalam masyarakat. Untuk pelayanan yang
berdimensi luas itu diperlukan konselor multidimensional.
F. Kesalahpahaman tentang
Bimbingan dan Konseling
Berbagai hal dalam pelayanan
bimbingan dan konseling sering ditafsirkan secara salah sehingga menimbulkan
berbagai kesalahpahaman. Kesalahpahaman tersebut pertama-tama perlu dicegah
penyebarannya dan kedua perlu diluruskan apabila diinginkan agar gerakan
pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dapat berjalan dan berkembang
dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan praktik
penyelenggaraannya. Kesalahpahaman yang sering dijumpai di lapangan antara lain
:
- Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan
- Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
- Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat
- Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat insidental
- Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja
- Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan / atau “kurang normal”
- Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
- Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
- Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
- Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
- Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater
- Menganggap hasilpekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat
- Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
- Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling. (Misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya).
- Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja.
G. Visi Bimbingan dan Konseling
Visi adalah
sesuatu yang didambakan untuk demiliki di masa depan. Visi ini merupakan
gambaran aspirasi masa depan yang umum dalam mencapainya. Dari sudut pandang
Bimbingan dan Konseling sebagai profesi bantuan, layanan konseling dilakukan
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara memfasilitasi
perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan perkembangan, kemampuan yang dihadapi
dalam perkembangannya.
Visi Bimbingan
dan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan
melalui tersedia-nya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan
dan pengentasan masalah agar individuberkembang secara optimal, mandiri,dan
bahagia.dan juga mewujudkan perkembangan diri dan kemandirian yang optimal
sesuai dengan hakekatnya, baik sebagai mahluk individu atau mahluk sosial.
Referensi :
·
Mugiarso,
Heru.2007.Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri
Semarang
·
Prayitno &
Erman Amti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
· http://konselingpendidikan.blogspot.com/2008/11/visi-bimbingan-konseling.html diakses pada hari Selasa pukul 11.30 WIB
· http://belajaritusinau.blogspot.com/2012/04/visi-misi-dan-paradigma-bimbingan-dan.html diakses
pada hari Selasa tanggal 17
September 2013 pukul 11.44 WIB
·
http://belajaritusinau.blogspot.com/2012/04/hakekat-bimbingan-dan-konseling.html diakses pada hari Selasa tanggal 17 September 2013 pukul 11.59 WIB
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap kata-kata adalah cerminan diri