Welcome to My Blog

Rasionel Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh konselor kepada individu maupun kelompok  (konseli) agar konseli dapat memahami dirinya sehingga menyelesaikan problem yang dihadapinya serta mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki secara mandiri untuk masa depan yang baik dan mencapai kesejahteraan hidup.
Rasional pentingnya bimbingan dan konseling, dipandang dari dua tinjauan yang berbeda, yaitu dari tinjauan konstitusional dan tinjauan konsepsual.
A.    Tinjauan Konstitusional
Keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam konteks pendidikan nasional telah memiliki hukum yang kuat dan menjadi bagian terpadu dalam Sistem Pendidikan Nasional dengan diakuinya predikat konselor secara eksplisit di dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur. Pengakuan legalitas predikat konselor ini sejalan dengan paradigma yang mengandung konsep definisi pendidikan reposisi. Bimbingan dan Konseling Kartadinata (2003) menjelaskan bahwa fokus kegiatan pendidikan tidak lagi terletak sebatas kegiatan mengajar dengan mengutamakan peranan guru, melainkan dengan sengaja melibatkan berbagai profesi pendidik, termasuk konselor untuk menangani ragam aspek perkembangan dimensi belajar dengan menggunakan pola relasi dan transaksi yang beragam pula. Oleh karena itu, adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya dan mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
B.     Tinjauan Konseptual
Pemberian layanan bimbingan dan konseling merupakan integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, layanan bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan, namun harus dimulai  dan berpijak dari inti yang kokoh, yang berdasarkan hasil pikir dan penelitian yang valid. Adanya pegangan yang jelas dan kokoh diharapkan dapat mengembangkan layanan bimbingan dan konseling, baik secara teori maupun praktik yang dapat dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien). Kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling bisa saja terjadi bila pegangannya tidak kokoh dan yang akan menjadi korbannya adalah konseli (klien).
Dalam hubungannya dengan rasionel bimbingan dan konseling juga membahas :
1.      Perkembangan Sosial Budaya
Dimensi sosial dan dimensi kebudayaan merupakan bagian yang harus dipahami oleh konselor sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku individu. Pada dasarnya individu merupakan bagian dari lingkungan sosial-budayanya dimana ia hidup sejak lahir. Sejak globalisasi mencuat nampaknya telah  membawa pengaruh besar terhadap kehidupan sosial budaya dan perkembangan anak-anak,  remaja dan pemuda yang ada di Indonesia. Perubahan demi perubahan terjadi dalam berbagai bidang seperti, ekonomi, politik, sosial, dan keadaan psikologis masyarakat. Akibatnya yang akan timbul ialah semakin banyaknya individu, peserta didik di sekolah, pemuda serta warga masyarakat lainnya yang dihimpit oleh berbagai tantangan, ketidakpastian, terlempar dan terhempas oleh berbagai harapan dan keinginan yang tidak dapat terpenuhi.Apabila keadaan psikologis masyarakat tidak dapat menerima dengan baik perubahan yang terjadi maka dapat menimbulkan culture lag maupun culture shock.
Untuk dapat tetap hidup dalam perkembangan dunia yang semakin maju dan pelik ini kita harus dapat memilah hal-hal positif yang pastinya dapat dijadikan bahan sebagai pengembang potensi pada diri secara optimal. Di sinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling baik formal maupun informal. Atas dasar keadaan tersebut, sekolah sebagai lembaga formal harus mendidik dan membimbing siswa agar berhasil menyesuaikan diri di lingkungan masyarakatdan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya sekaligus dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Dalam kaitan ini dirasakan bahwa sekolah terlebih lagi menanggung akibat dari berbagai perubahan besar tersebut (De Cecco & Richards, 1978). Bahkan dapat ditegaskan kehidupan anak-anak, remaja dan masayarakat apada umumnya  adalah hasil dari perubahan sosial dan budaya yang terjadi.

Referensi :
·         Prayitno dan Amti, Erman.2008.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta (Cetakan Kedua)
·         http://animenekoi.blogspot.com/2011/06/rasional-pentingnya-bimbingan-dan.html  diakses pada hari Senin tanggal 09 September  2013 pukul 09.48 WIB
·         http://abisavitdemulf.blogspot.com/2012/03/dasar-dasar-bimbingan-dan-konseling.html diakses pada hari Senin tanggal 09 September 2013 pukul 09.50 WIB

·         http://utamy-dylezta.blogspot.com/2011/09/bimbingan-konseling.html  diakses pada hari Rabu tanggal 11 September 2013 pukul 05.56 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap kata-kata adalah cerminan diri